“EH KALIAN TAU GA SIH???” teriak seorang gadis bernama lia.
“apaan? kita bakal liburan ke hotel? iya, sekelas udah pada tau” jawab julian dengan nada yang lelah.
“tapi rada gimana ga sih? maksudnya tuh tumben sekolah yang suka korupsi ini tournya ke hotel, ada naik yachts juga” ucap mira.
“iya ya? terus biayanya cuman sejuta setengah lagi. Rasanya kayak ada yang janggal” jawab anne setuju denganku.
“terus aku liat artikel, kalo hotel yang kita kunjungin itu sering banget dipake untuk ‘permainan’ memperebutkan beasiswa” ucap julian dengan santai
“yaudah si enjoy aja, mungkin ini kepseknya lagi baik” ucap lia santai dan tidak sabar.
Tetapi tetap saja, liburan di hotel bintang 5 dengan yachts dan dengan biaya hanya 1.5 juta? siapa yang tidak merasa aneh dengan itu.
Di hari liburan, semua siswa berkumpul di lapangan untuk berdoa dan menunggu bus datang.
Di bus beberapa siswa ada yang tidur, ada yang bermain games, ada yang membicarakan tidak sabarnya mereka, dll. Aku dan anne masih merasa ada yang tidak beres, tetapi kami tetap ikut karena mungkin ini akan menjadi pengalaman yang seru.
Sesampainya disana siswa siswi segera keluar untuk melihat hotelnya. Benar saja hotel bintang 5 macam apa yang kecil dan lusuh. Hotelnya megah, mewah dan mungkin satu malam tinggal disini harganya bisa 1 jutaan. Aku dan anne melihat satu sama lain, merasa aneh tetapi pasrah saja.
“anne! mira! ayo masuk kalian ngapain melamun?” teriak hana.
“dih kok jadi melamun? orang kita berdua ngga melamun” jawab anne. Suara baru bangun tidurnya pun masih terdengar jelas.
“udaah, ayo masuk. Nanti ditinggal siah” ucap mira sambil berlari setelah melihat semua guru dan siswa siswi telah masuk ke hotel.
Di lobi, bisa terlihat betapa megahnya disana. Didalamnya ada tempat bermain, restaurant, bahkan ada tempat berbelanja. Banyak siswa siswi terkagum melihat mewahnya hotel tersebut.
“kalian norak banget deh, hotel gini doang terkagum kagum sampe melamun” ucap lia yang tak sengaja terdengar oleh mira.
“iya ih, padahal gini doang. Aku kira bakal lebih megah daripada hotel langgananku” jawab julia yang merupakan salah satu gengnya lia
“mereka songong banget deh, semoga kita ga sekamar sama mereka anne” ucap mira berbisik kepada anne memastikan geng lia tidak mendengarnya
“yaa begitu lah anak yang kebelet populer” jawab anne berbisik kembali.
“hadir!”
“ada!”
“hadir!”
Terdengar sampai satu lobi karena guru guru sedang mengecek kehadiran siswa dan siswi, memastikan semuanya ada.
Aku melamun memikirkan apakah ini jebakan atau sekolah akan bangkrut atau yang lainnya. Karena siapa yang akan menginap di hotel bintang 5 selama seminggu dan akan ada tour tetapi biayanya hanya 1.5 juta. Aku tetap memikirkan itu dari awal.
“ANNE!! MIRA!! KITA SEKAMARRR!!” teriak hana dengan sangat senang dan memeluk kami berdua.
“iyaa naa, sekarang please lepas” jawab anne yang ngga banget sama physical touch.
“kita di kamar nomor berapa?” tanya mira mencoba mengganti topik
“kita di kamar 18E lantai 5” jawab hana mencoba tenang
“ih sumpah, tadi pas pembagian kamar gue udah khawatir bangett. Takutnya sekamar sama geng lia” jelas hana sambil berjalan menuju lift bersama.
Sesampainya dikamar, mereka terkejut karena kamarnya yang begitu besar. Di dalam kamarnya ada satu kamar tidur berisi 3 kasur yang luas, ada TV, ada dapur tersendiri, dan bahkan ada balkon untuk melihat pemandangan laut.
“ini mah kayak punya apartment sendiri, luas bangett” ucap anne terkagum
“kalian coba tiduran, kasurnya empuk bangett” ucap hana yang sedang nyaman tiduran di kasur
Setelah mendengar perkataan hana, anne menjadi penasaran dan mencoba tiduran di kasur.
“eh iya siah, empuk bangett” ucap anne ikutan nyaman di kasur
“kamu gamau tiduran juga mir?” tanya hana
“kata gue mah beresin barang dulu anne, baru tiduran” jawab mira sambil menaruh kopernya
“iyaa nanti aja mir, gue capek” jawab anne
“justru biar sekalian capek” ucap mira mencoba mengajak anne dan hana membereskan kopernya
Anne dan Hana menatap satu sama lain dan menghembuskan nafasnya dengan jengkel. Akhirnya mereka pun ikut membereskan kopernya. Mira yang melihat hal tersebut merasa senang karena sudah berhasil membujuk teman temannya.
Tak lama setelah mira merasa senang, mira merasa menyesal telah membujuk mereka.
“LAGIAN LU NGAPAIN BAWA BAJU BANYAK BANYAK SIH, JADI GA CUKUP KANN” teriak anne karena hana membawa baju saking banyaknya sampai baju anne dan mira tidak cukup untuk dimasukan.
“YAUDAH SIHH LAGIAN ADA LEMARI YANG LAIN” jawab hana
“anne, ini masih ada lemarii lagian semuanya sama ajaa” ucap mira dengan nada yang lelah.
“iyaa iyaa” jawab anne dengan pasrah
“gue mau mandi terus tidur deh, ngantuk banget gila” ucap mira sambil menaruh kopernya di sebelah lemari.
“lah kok kamu cepet banget sih” tanya hana penasaran.
“soalnya gue ga berantem lama kayak kalian, jadinya cepet kan” jawab mira sambil berjalan ke kamar mandi. Tetapi saat mira mencoba membuka pintu, pintunya terkunci. Mira mengetuk pintunya.
“apa sih?! berisik banget” teriak anne dari dalam kamar mandi
“KAMU KAPAN KE KAMAR MANDINYA??” balas mira dengan kaget karena semenit yang lalu anne masih sibuk membereskan bajunya.
“tadii, kamu ke kamar mandi yang deket dapur ajaa” jawab anne
“ih tadi aku duluan anneee” ucap mira jengkel karena dapur itu lumayan jauh bagi mira yang sudah lelah
“yaudah sih dapur juga deket, lagian sama sama kamar mandi juga” jawab anne dengan jengkel.
“iyadeh iyaa” ucap mira menyerah karena malas berdebat panjang dengan anne
Mira pun pergi ke kamar mandi yang ada di dapur dan mandi.
Sedangkan hana, dia langsung tidur meskipun belum mandi. Dia hanya sikat gigi dan cuci muka di wastafel dekat kamar mandi dan mengganti bajunya menjadi baju tidur.
Setelah mira selesai mandi, dia melihat kedua temannya tertidur lelap dan barang barangnya yang tertata rapi. Mira segera berbaring ke tempat tidurnya, tak lama juga mira tertidur dengan lelap.
Keesokan harinya, pada jam 8.30 pagi mira baru terbangun dari tidurnya yang sangat nyaman. Ia bangun, pergi menuju ke dapur dan melihat kedua temannya memakan sarapan.
“kalian sarapan dapet dari mana?” tanya mira yang masih setengah tertidur
“tadi ada yang nganterin, untung anne udah bangun” jawab hana sambil memakan nasi gorengnya
“oalahh” ucap mira sambil berjalab dan duduk di kursi meja makan
“nasi goreng mahal ternyata ga seenak nasi goreng abang abang gerobak, cobain deh mir” ucap anne
Mira pun mencobanya karena penasaran
“apa bedanya? sama aja tau” jawab mira bingung bedanya ada dimana
“lu mah belum cobain nasi goreng bang dion ya?” tanya anne
“bang dion siapa lagi? abang abang komplek lu?” tanya mira bingung
“miraa parah banget ih gatau nasi goreng bang dionn. Itu lohh yang di kantin kitaa” jawab hana kaget karena di kantin SMA mereka, bang dion dikenal karena nasi gorengnya yang enak
“emang si mira jarang ke kantin, sukanya dikelas mulu” ucap anne yang tidak kaget lagi
“udah ah gue mau cuci muka” ucap mira sambil berdiri dan pergi ke kamar mandi
“lah udah habis lagi, cepet banget dah” jawab anne
“iya siah, padahal kan kamu duluan yang makan” ucap hana dengan mulut penuh dengan nasi goreng
Setelah anne dan hana selesai dengan makanannya, mereka pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka mereka dan sikat gigi. Karena hari ini jadwalnya bebas seharian, mereka bermain games bersama, nonton film, makan siang, bermain kartu, bermain hp, makan malam dan tidur kembali.
Keesokan harinya anne dan mira terbangun karena alarm yang keras dari hp seseorang
“astagaa alarm siapa sih” ucap mira dengan kesal yang masih setengah tidur setengah bangun
“alarm hana mirr, orangnya malah ga bangun pula” jawab anne yang langsung terbangun
“anne, tadi kayak ada suara bel deh coba cek” ucap mira
“mungkin sarapan mir, udah jam segini” jawab anne sambil berjalan menuju pintu
Dikamar, mira mengguncang-guncangkan badan hana
“hoi hana! bangun ini udah mau yachts tour!” teriak mira berbohong ke telinganya hana
Hana yang setengah tidur setengah bangun tentu saja langsung terbangun, kaget mendengarnya
“HAH?! SUMPAH!?” tanya hana panik, sampai dia melihat jam
“kalo mau ngebangunin gausah gitu juga dongg” ucap hana kesal
Mira yang melihatnya tertawa ke hana. Hana yang melihatnya kesal dan melempar bantal ke muka mira. Mira membalas melempar bantal, dan mereka pun bertengkar dengan saling melempar bantal. Tetapi seseorang pun masuk ke kamar dan tak sengaja kena lemparan bantal.
“eh sori anne, serius gue ga sengaja” ucap mira panik
“parah banget mirr” ucap hana mengejek mira
“gapapaa, bantal doang bukan batu” jawab anne
“oh iya tadi beneran sarapan?” tanya mira
“iyap, terus tournya malem kan? mau ke tempat bermain ga? bosen tau” ajak anne
“boleh, dilantai satu kan?” tanya hana
“iyaa, sekarang ayo sarapan” jawab anne yang sudah tak sabar.
Mereka pun pergi ke ruang makan dan memakan sarapannya dengan lahap. Setelah itu, mereka mandi dan pergi menuju lift untuk kebawah. Tentu saja mereka tak lupa untuk mengunci pintu kamar. Di tempat bermain atau arcade ada banyak game. Ketika mereka sedang melihat semua game, seseorang menyapa mereka
“Hai!” ucap seseorang itu dari belakang
“apaan sih va?” tanya mira jengkel
Ternyata orang itu adalah Ava, yang dulunya sahabat mira. Tetapi suatu hari mereka menjauh tidak ada alasan
“nyapa doang sihh masa gaboleh” jawab ava yang terlihat sangat senang
“btw, mau main bowling ga? tapi jumbo” tanya ava sambil menunjukan pelampung bowling yang kempis
“tapi itu masih kempes, mau isi angin dimana coba?” tanya anne
“di deket pintu masuk ada tuh mesinnya, gratis kok” jawab ava sambil menunjukkan mesin pengisi angin
“boleh! kayak seru siah” ucap hana mencoba membujuk anne dan mira
“yaudah deh” jawab mira pasrah, tetapi dia penasaran juga
Setelah semua bowling sudah siap, mereka semua membawanya ke lapangan kecil yang ada di lantai tiga.
Tetapi anehnya lapangannya di kunci, dan ada tulisan “SEDANG DIRENOV” padahal lapangannya baik baik saja dan tidak ada alat alat konstruksi.
Mira dan hana pun turun ke lantai 2 untuk memakai lift karena lift di lantai 3 rusak. Tetapi anehnya di tangga mereka berdua melihat anne dan ava, padahal anne dan ava setuju untuk pergi ke lantai 4.
“loh, kalian kok malah ke lantai satu sih?” tanya mira
Anne dan ava tidak menjawab. Muka mereka juga terlihat sangat aneh, ekspresi mereka terlihat seperti kosong.
“mir, kayaknya ada yang ga beres deh” bisik hana ke mira sambil bersembunyi di belakang mira.
Benar saja anne dan ava mulai menyerang mereka. Untung saja mira pernah mengikuti kelas bela diri dan menyuruh hana untuk lari. Setelah anne dan ava tumbang, mira melihat ‘anne’ dan ‘ava’ seperti memakai topeng.
“mira! lu gapapa?!” teriak ava dari lantai 3
Mira melihat ava kebingungan, dan kembali melihat ‘ava’ yang baru saja dia serang.
Anne berjalan menuju kedua orang yang mira serang. Ternyata mereka berdua berpura pura menjadi anne dan ava dengan memakai topeng. Mira tentu saja kaget
“ternyata udah mulai gamenya..” ucap ava
“maksud lo game apaan va?” ucap mira kesal
“GAME APAAN VA?! JAWAB GUE!” teriak mira dengan mengguncang guncang pundak ava
“maaf gue ga ngejelasin ini ke lu dari awal mir. kayaknya lebih aman kalo gue ngejelasin ini di kamar lu deh” ucap ava
Mereka pun menuruti perkataan ava dan pergi ke kamar anne, mira dan hana. Mereka duduk melingkar di ruang tengah.
“jadi kalian tau kan rumor hotel ini? kalo hotel ini dijadiin game? gue salah satu orang yang selamat dari game itu. Gue bisa masuk ke SMA ini gara gara game itu.” jelas ava
“iyaa iyaa tapi sekarang please jelasin game apa? soalnya sekarang udah jam 2 dan yachts tour itu jam 5 mulainya” ucap anne
“gamenya itu nanti bakal banyak staff yang pake topeng mirip siswa siswi disini, staff itu hanya harus bikin kalian pingsan. Jika kalian pingsan, kalian kalah. Cara mengeliminasi staff adalah melawannya. Hanya itu satu satunya cara” jelas ava
“terus mereka bakal gini terus sampe tersisa sedikit orang?” tanya hana
“iya, sampe tersisa lima orang. Babak semifinal dan finalnya itu lebih ganas. Siapapun yang kalah, akan di bunuh” jelas ava
Setelah penjelasan ava mereka semua terdiam, tidak tahu mau ngapain.
“lo bercanda kan va? mana mungkin sekolah bakal ngelakuin ini” ucap anne tidak percaya
“buat apa gue bercanda anne? bercandaan gue gabakal sejauh ini juga” jawab ava serius, dimukanya tidak ada tanda tanda bercanda ataupun berbohong.